1. Ajaran Sesat
2. Kafir dalam Islam
Kafir secara istilah bererti orang-orang yang menyembunyikan (mengingkari) kebenaran. Perkataan kafir telah digunakan sebagai gelaran untuk beberapa jenis keadaan yang berbeza-beza dalam al-Quran. Contohnya :
1) “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.” (QS 2:6)
Ayat ini ditujukan kepada mereka yang belum Islam yang degil tidak mahu beriman walaupun telah diberi peringatan oleh Rasulullah SAW. Orang-orang yang belum diberi peringatan tidak boleh digelar kafir. Firman Allah SWT yang bermaksud:
2) "Dan tiadalah Kami mengazabkan sesiapapun sebelum Kami mengutuskan seorang Rasul (untuk menerangkan yang benar dan yang salah).” (QS. Al Isra: 15)
"Dan tidaklah ada yang lebih zalim daripada orang yang mereka-reka perkara-perkara yang dusta terhadap Allah, atau mendustakan kebenaran setelah kebenaran itu disampaikan kepadanya. Bukankah (telah diketahui bahawa) dalam neraka Jahannam disediakan tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?" (QS 2:68)
Perkataan kafir dalam ayat ini pula diberi kepada orang-orang yang mereka-reka dan mendustakan kebenaran dari Allah SWT setelah kebenaran itu sampai kepadanya.
3) "Setelah datang kepada mereka apa yang mereka sedia mengetahui kebenarannya (Nabi Muhammad dan Al Quran), mereka mengingkarinya; maka (dengan yang demikian), laknat Allah menimpa orang-orang yang kafir ingkar itu." (QS 2:89)
Perkataan kafir dalam ayat ini pula diberi kepada orang-orang yang ingkar kepada kebenaran Allah SWT setelah kebenaran itu sampai kepadanya.
4) "Adapun orang-orang yang ada penyakit (kufur) dalam hati mereka maka surah Al-Quran itu menambahkan kekotoran (kufur) kepada kekotoran (kufur) yang ada pada mereka; dan mereka mati, sedang mereka berkeadaan kafir." (QS 9:125)
Perkataan kafir dalam ayat ini pula diberi kepada orang-orang munafik yang ada penyakit hati seperti penyakit wahan (cintakan dunia dan takut mati).
5) "Oleh itu ingatlah kamu kepadaKu (dengan mematuhi hukum dan undang-undangKu), supaya Aku membalas kamu dengan kebaikan; dan bersyukurlah kamu kepadaKu dan janganlah kamu kufur (akan nikmatKu)." (QS 2:152)
Maksud perkataan kufur disini ditujukan kepada orang-orang yang tidak bersyukur dengan pemberian dan kurnia Allah SWT yang berbagai-bagai (kufur nikmat).
6) "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah yang lain dari Allah; kami kufur ingkarkan (segala penyembahan) kamu..." (QS 60:4)
Maksud perkataan kufur dalam ayat ini pula bermaksud ingkar kepada sembahan selain dari Allah SWT. Perkataan kufur ini ditujukan kepada umat Islam.
7) "Oleh itu, sesiapa yang kufur kepada Taghut, dan ia pula beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada simpulan (tali ugama) yang teguh yang tidak akan putus." (QS 2:256)
Perkataan kufur dalam ayat ini pula diberi kepada umat Islam yang ingkar kepada thaghut, iaitu sembahan selain dari Allah SWT.
3. Murtad muncul setelah Nabi Muhamad wafat.
Murtad berasal dari akar kata riddah atau irtidad yang berarti kembali. Istilah Murtad berarti keluar dari agama Islam dalam bentuk niat, perkataan, atau perbuatan yang menyebabkan seseorang menjadi kafir atau tidak beragama sama sekali.
Pada awal sejarah Islam, istilah riddah dihubungkan dengan kembalinya beberapa kabilah Arab, selain Quraisy dan Saqif, dari Islam kepada kepercayaan lama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Saat itu, sejumlah kabilah yang murtad menuntut dihilangkannya kewajiban sholat dan meminta dihilangkannya kewajiban membayar zakat. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq memerangi kabilah-kabilah yang murtad itu sehingga meletuslah Perang Riddah.
Kemurtadan, menurut Ensiklopedia Islam, berarti batalnya nilai religius perbuatan orang yang bersangkutan. Kembali kepada kekafiran setelah beriman berarti terputusnya hubungan dengan Allah SWT.
Hal itu antara lain dijelaskan dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 217, Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu mati dalam kekafiran, mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan akhirat dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” Seseorang dianggap murtad apabila telah mukalaf dan menyertakan kemurtadannya secara terang-terangan atau kata-kata yang menjadikannya murtad atau perbuatan yang mengandung unsur-unsur kemurtadan.
Seseorang yang dipaksa murtad, sedangkan hatinya masih tetap dalam keadaan beriman, tak bisa disebut murtad. Orang yang murtad, menurut fikih, kehilangan hak perlindungan atas jiwanya. Selain itu, orang yang murtad juga gugur dan hilang hak-hak perdatanya, kepemilikannya, dan batal perkahwinannya.
Para ulama menetapkan, jika orang tersebut masuk Islam lagi, semua haknya yang hilang akan dikembalikan. Dalam hal waris, secara umum orang murtad tak dapat mewarisi dari pihak mana pun, baik dari pihak Muslim maupun kafir, karena tak mempunyai wali dan tak diakui oleh Islam.
Sebagian ulama berpendapat, kemurtadan merupakan penghalang khusus atas pewarisan, bukan perbedaan agama. Menurut jumhur (kesepakatan) ulama, harta benda orang murtad tak dapat diwarisi. Namun, sebagian pengikut Abu Hanifah berpendapat hartanya boleh diwarisi.
4. Syirik
Dosa Syirik
Maksudnya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan dosa syirik mempersekutukanNya (dengan sesuatu apajua), dan akan mengampunkan dosa yang lain dari itu bagi sesiapa yang dikehendakiNya (menurut aturan SyariatNya). Dan sesiapa yang mempersekutukan Allah (dengan sesuatu yang lain), maka sesungguhnya ia telah melakukan dosa yang besar.” (Surah al-Nisa’: 48)
Ibn Kathir berkata: “Allah Ta’ala tidak akan mengampuni dosa syirik yaitu ketika seorang hamba bertemu Allah dalam keadaan berbuat syirik.” Menurut Ibn al-Jauzi, Allah tidak akan mengampuni orang yang musyrik yang mati dalam kesyirikan. Ini bermaksud, jika dia meninggal dunia dalam keadaan sempat bertaubat, maka dia akan selamat daripada azab neraka.
Rasulullah SAW bersabda :
Jenis-Jenis Syirik
2) Syirik tab’id : Menyatukan tuhan daripada beberapa oknum seperti akidah Triniti agama Kristian.
3) Syirik taqrib : Beribadah kepada sesuatu selain daripada Allah SWT dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4) Syirik taqlid : Beribadah kepada Allah kerana mengikut orang lain.
5) Syirik asbab : Menyandarkan satu kesan terhadap sebab tertentu yang bersifat adat seperti berpegang bahawa manusia kenyang kerana makan, dan bukan Allah SWT yang mengenyangkannya.
6) Syirik aghrad : Beramal kerana selain daripada Allah SWT.
Semoga penjelasan ini memberikan kita kefahaman tentang syirik dan lebih berhati-hati dalam tingkah laku kita supaya tidak tergolong dalam golongan yang mensyirikkan Allah SWT.
No comments:
Post a Comment